Manajemen Operasional

 Manajemen Perubahan dan Reputation Strategy di Era Disrupsi



Amanda Nofi Maharani_2023020032
A1 Manajemen
Fakultas Ekonomi/Prodi Manajemen/ Universitas Islam Batik Surakarta
amandanofi1411@gmail.com



Pendahuluan

Era disrupsi telah membawa perubahan mendasar dalam cara organisasi beroperasi. Era disrupsi menuntut organisasi untuk beradaptasi secara cepat melalui inovasi dan pemanfaatan teknologi. Perubahan yang masif ini tidak hanya mempengaruhi model bisnis, tetapi juga menuntut pengelolaan reputasi dan keragaman secara strategis agar organisasi tetap relevan dan kompetitif. Dalam konteks ini, manajemen perubahan dan strategi reputasi menjadi kunci keberhasilan, terutama di tengah keragaman yang semakin nyata dalam lingkungan bisnis dan pendidikan tinggi. 

Pembahasan

Era Disrupsi

Era disrupsi ditandai dengan pemanfaatan teknologi secara masif, meliputi mekanisasi, telekomunikasi, otomasi, robotik, big data, dan Internet of Things (IoT). Teknologi ini memperkuat transparansi, mempercepat mobilitas, dan meningkatkan efisiensi proses bisnis. Perkembangan teknologi juga mendorong integrasi antara dunia fisik dan siber, sehingga organisasi harus mampu menyesuaikan strategi dan struktur mereka agar tetap relevan.

Disrupsi memicu lahirnya model bisnis baru yang inovatif dan disruptif, didorong oleh kemajuan teknologi seperti digitalisasi, otomasi, dan big data. Organisasi harus mampu melakukan reshape (membentuk kembali) atau create (mencipta) agar dapat bertahan dan berkembang. Kunci suksesnya adalah kemampuan membaca situasi, berinovasi, dan menyesuaikan produk atau layanan dengan kebutuhan konsumen yang terus berubah.

Strategi Menghadapi Era Disrupsi
Beberapa strategi utama untuk bertahan di era disrupsi meliputi:
  1. Terus Berinovasi: Perusahaan harus selalu berinovasi agar tidak tertinggal oleh perubahan selera pasar dan perkembangan teknologi.

  2. Adaptasi Teknologi: Pemanfaatan teknologi informasi dan tools marketing canggih dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas bisnis.

  3. Jangan Hanya Mengandalkan Regulasi: Organisasi yang hanya mengandalkan perlindungan regulasi tanpa berinovasi akan mudah tergeser oleh pesaing baru yang lebih adaptif.

  4. Membangun Self-management dan Karakter: Pengembangan karakter dan kemampuan manajemen diri sangat penting agar individu dan organisasi siap menghadapi perubahan.


Pertimbangan Awal dalam Manajemen Organisasi

Sebelum melakukan perubahan organisasi perlu mempertimbangkan beberapa aspek berikut:
  1. Skala organisasi (besar-kecil, baru-lama, budaya, grouping, kebijakan)

  2. Lingkup organisasi (sempit-luas, internal-eksternal, lokal-nasional-regional-global)

  3. Fase organisasi

  4. Kemampuan dan kepentingan organisasi

  5. Strategi organisasi


Manajemen Perubahan

Manajemen perubahan adalah proses sistematis untuk mengelola transformasi dalam organisasi, baik dari sisi manusia, proses, maupun teknologi. 

Model dan Teori Manajemen Perubahan

  1. Kotter’s 8-Step Process: Mulai dari menciptakan urgensi, membangun koalisi, menciptakan visi, mengomunikasikan visi, mengatasi hambatan, mencapai kemenangan jangka pendek, mempertahankan momentum, hingga menginstitusionalisasi perubahan dalam budaya organisasi.
  2. Lewin’s Change Management (Unfreeze-Change-Refreeze): Terdiri dari tiga tahap utama, yaitu membuka pola lama, melakukan perubahan, dan membekukan pola baru agar perubahan menjadi budaya organisasi.
  3. Teori Motivasi (Beckhard & Harris): Perubahan akan terjadi jika manfaat lebih besar dari biaya, ada persepsi masa depan yang lebih baik, ketidakpuasan terhadap kondisi saat ini, dan adanya cara praktis keluar dari situasi lama.

Strategi Manajemen Perubahan

  1. Empiris-Rasional: Berbasis pada data dan logika, cocok untuk perubahan teknologi atau sistem baru.
  2. Normatif-Reedukatif: Menitikberatkan pada perubahan budaya dan nilai, membutuhkan waktu dan edukasi berkelanjutan.
  3. Strategi Komunikasi dan Pelatihan: Komunikasi yang jelas dan pelatihan intensif sangat penting untuk mengurangi resistensi dan meningkatkan keterlibatan tim.

Strategi Reputasi: Brand vs Reputasi


Reputasi yang baik memberikan kepercayaan, akses ke pengambil keputusan, dan menjadi faktor penting bagi investor dan mitra bisnis.

Kesimpulan

Manajemen perubahan dan strategi reputasi merupakan fondasi penting bagi organisasi di era disrupsi dan keragaman. Inovasi, adaptasi teknologi, pengelolaan keragaman, serta penerapan teori dan strategi perubahan yang tepat akan menentukan keberhasilan organisasi menghadapi tantangan masa depan.  Pendekatan manajerial yang inklusif, adaptif, dan berbasis pada kepentingan stakeholder menjadi kunci sukses organisasi masa kini dan masa depan. Reputasi yang dikelola dengan baik akan menjadi modal utama dalam membangun kepercayaan dan keberlanjutan organisasi.

Daftar Pustaka

Dr.Supawi Pawenang, SE, MM (2025) Manajemen in Diversity-Materi Perkuliahan


Sufryadi, A., Perkasa. D. H., (2024) Manajemen perubahan, strategi manajemen perubahan dan kinerja organisasi. Jurnal Ilmiah Manajemen dan Bisnis, 4(1), 45–56.
Rahmat, A., Mirnawati. S. M., & Widayati. C. C., (2019) Manajemen perubahan era disruption.
Arifin, M. (2017) Strategi Manajemen Perubahan dalam Meningkatkan Displin di Perguruan Tinggi 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Manajemen Operasional

Konfigurasi DNS Server Bind9 pada Debian 10